Pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seorang konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan
masalahnya. Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan
sebagai pendekatan dalam bimbingan dan konseling, empat pendekatan tersebut
antara lain:
1.
Pendekatan
Krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan
yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan
ini bertujuan mengatasi krisis atau masalah – masalah yang dialami individu.
Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya,
mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012)
mengusulkan untuk strategi yang digunakan dalam pendekatan krisis. Strategi
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti”
dapat mengatasi krisis itu. Contoh: Seorang peserta didik datang mengadu kepada
guru sambil menangis karena didorong temannya sehingga tersungkur ke lantai.
Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lantai.
Bahkan mungkin guru tersebut memanggil teman peserta didik tersebut untuk
datang ke ruang guru untuk membicarakan penyelesaian masalah tersebut sampai
tuntas.
2.
Pendekatan Remedial
Pendekatan
remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang
mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu
memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini,
pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan – kelemahan individu dan
selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan
remedial banyak dipengaruhi aleh aliran psikologi behavioristic. Psikologi
behavioristic menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Saat ini,
perilaku dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab
itu, untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan yang mendukung
perbaikan perilaku tersebut.
Terkait dengan
pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan untuk strategi
yang digunakan dalam pendekatan remedial. Strategi yang digunakan, seperti
mengajarkan kepada peserta didik keterampilan tertentu seperti keterampilan
belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll), keterampilan sosial dan sejenisnya
yang belum dimiliki peserta didik sebelumnya. Dalam contoh kasus diatas, dengan
menggunakan pendekatan remedial, guru dapat mengambil tindakan mengajarkan
keterampilan berdamai sehingga peserta didik tadi memiliki keterampilan untuk
mengatasi masalah – masalah hubungan antarpribadi (interpersonal). Keterampilan
berdamai adalah keterampilan yang selama ini belum dimiliki kedua peserta didik
tersebut dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan masalah itu.
3.
Pendekatan
preventif
Pendekatan preventif
merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah – masalah umum
individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing
memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah
masalah tersebut.
Suryana dan
Suryadi (2012) mengatakan bahwa dalam pendekatan ini, guru mencoba
mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu.
Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan,
merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik
secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru
dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan
menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat
mencegah peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Suryana dan Suryadi (200) juga mengusulkan strategi dalam
pendekatan ini. Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu
termasuk mengajar dan memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika
guru menggunakan pendekatan preventif dia akan mengajari peserta didik nya
secara klasikal untuk bersikap toleran dan memahamiorang lain sehingga dapat
mencegah munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih
dahulu
4.
Pendekatan
perkembangan
Pendekatan
perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada
individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan –
kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan – kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan
bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang
menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara
individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi,
diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.
Suryana dan
Suryadi (2012) mengusulkan bahwa strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan
ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan
konseling. Dalam contoh tersebut, jika guru menggunakan pendekatan
perkembangan, guru tersebut sebaiknya menangani peserta didik tadi sejak
tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan pengalaman belajar
bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan antarpri badiyang
diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain. Oleh
karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar
yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan atau dirumuskan sebagai layanan dasar umum.
Pendekatan – pendekatan Umum dan Strategi yang Dilakukan dalam Bimbingan dan Konseling
4/
5
Oleh
fuadi