Thursday, April 28, 2016

PSIKOTERAPI

EFEKTIVITAS PSIKOTERAPI
    Dari pelbagai penelitian statistik yang telah dilakukan, ternyata di antara sekian banyak bentuk dan jenis psikoterapi yang ada, tidak satu pun terbukti lebih unggul daripada yang lain. Perbaikan terapeutik yang dicapai, ditentukan oleh faktor-faktor:
-  tujuan yang ingin dicapai
-  motivasi pasien
-  kepribadian dan ketrampilan terapis
-  teknik yang digunakan 
   
SIMPULAN
    Telah diuraikan dasar-dasar psikoterapi secara singkat dan terbatas. Psikoterapi memang merupakan ilmu dan ketrampilan tersendiri yang bermanfaat untuk pasien-pasien  dengan problem kejiwaan khususnya dan problem kesehatan pada umumnya. Ilmu dan ketrampilan ini dapat diajarkan dan dipelajari namun memerlukan waktu yang tidak sedikit, ketekunan serta kepribadian terapis yang juga tidak kalah pentingnya.
     Untuk dokter umum  yang bertugas sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan di tanah air, psikoterapi penting untuk dipelajari, walaupun memerlukan waktu yang khusus dan cukup lama untuk mempelajari kembali karena terdiri atas teknik-teknik dan metode tertentu. Oleh karena itu, minimal konseling dan psikoterapi suportif hendaknya dapat dipahami dengan baik. Psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; bila serang dokter tidak memahaminya, bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya diharapkan dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
    Dalam melakukan wawancara dalam praktek sehari-hari dengan pasien, beberapa hal yang perlu diingat antara lain bahwa wawancara mengandung makna terapeutik selain untuk pengambilan data dalam upaya penegakan diagnosis. Komunikasi antara dokter-pasien adalah penting. Dalam berhadapan dengan pasien, hendaknya kita senantiasa membina hubungan interpersonal dengan optimal, mengerti dan sadar apa yang kita bicarakan, bagaimana cara penyampaiannya, bilamana, serta dalam konteks apa kita menyampaikan pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan kita. Hendaknya kita perlu belajar memantau hal-hal tersebut agar ucapan-ucapan dan sikap kita terhadap pasien sedapat-dapatnya beralasan profesional dan sesedikit mungkin tercampur oleh unsur-unsur yang berasal dari respons emosional subyektif kita.
    Ketrampilan  yang  perlu  dilatih terus-menerus ialah dalam mendengarkan dengan cermat (empathic listening). Dengan mendengar dengan teliti, disertai observasi yang cermat, serta didasari oleh pengetahuan yang memadai tentang psikologi, psikopatologi dan proses-proses kejiwaan, kita akan mendapat gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang pasien.
    Setelah melakukan wawancara dengan pasien, hendaknya kita dapat membuat konklusi tentang keadaan mental pasien {seberapa cemas, apakah ia dalam keadaan depresi, bingung (confuse), marah, atau bahkan tidak mengerti harus berbuat apa}; setelah itu tentunya kita harus mengetahui langkah apa yang harus kita perbuat untuk menolongnya.

Sylvia D. Elvira




Artikel Terkait

PSIKOTERAPI
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email