·
Bahan baku dari pertanian “ Dalam arti
luas “
Hasil produk pertanian
merupakan sumber atau bahan baku yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
pemanfaatan produk pertanian yang dilakukan pengelolaan secara agribisnis
·
Teknologi Sederhana
Penggunaan teknologi dalam
pertanian pada saat ini memang masih terbilang sederhana, penerepan teknologi
pada tingkatan budidaya yang masih menggunakan peralatan sederhana seperti
cangkul, sabit, dan traktor. Kegiatan budidaya yang masih tergnatung pada alam
dan musim, tidak seperti penerapan teknologi green house yang dapat merekayasa
cuaca. Penerapan teknologi pada tingkattan prosesing atau subsistem ke – 3 juga
masih sederhananya dalam pengolahan dan pengemasan (packaging), sifat produk
agribisnis yang fragile ( mudah rusak) dan perishable ( mudah busuk ) menjadi
kelemahan terhadap sederhananya teknologi packaging.
·
Skill Relatif Rendah
Skill atau kemampuan dan
keterampilan dalam agribisnis yang masih
relative rendah menjadikan melemahnya daya saing bisnis dibidang pertanian,
kita tentu tahu bahwa agribisnis merupakan produk yang memiliki aspek teknis
yang saling mempengaruhi kualitas produk. Kemampuan manajemen agribisnis yang
rendah akan melemahkan strategi agribisnis dalam sector hilir.
·
Gestation Period Panjang.
Produk pertaian memiliki
jangka waktu yang cukup lama untuk mencapai produktivitas optimum. Semua produk
pertanian merupakan makhluk hidup yang membutuhkan waktu mulai dari awal persiapan sampai dengan masa panen
membutuhkan beberapa fase, yakni mulai dari awal masa panen sampai pada waktu
dimana masa produktif, kemudian pada masa produktif mampu mengasilkan
produktivitas tinggi hingga sampai masa turunnya produktivitasnya dan kemudian
mati dan diganti tanaman yang baru.
Karena inilah perlu adanya pengelolaan manajemen agribisnis yang
mengatur bagaimana agar kegiatan pertanian dan agribisnis dapat berjalan secara
berkelanjutan.
·
Manajemen Konvensional
Kegiatan budidaya secara
sederhana, konvensional, memerlukan manajemen yang baik. Pada tingkatan on farm
yang membutuhkan dukungan dari sarana produksi dibetuhkan manajemen dalam
pemanfaatan dan penggunaan guna mencapai produksi yang optimum.
·
Tergantung Alam
Kegiatan pertanian sebagai
produk agribisnis dipengaruhi oleh aspek teknis, yakni ketergantungan pada
alam, cuaca dan musim. Semua tanaman dan komoditas pertanian dalam arti luas
memerlukan suatu kondisi lingkungan yang dapat mendukung daya hidup pertumbuhan
dan perkembangan sampai pada tingkatan produktivitas optimum, apabila factor
alam dari cuaca dan musim tidak dapat mendukung kemampuan tumbuh dan hidup
tanaman maka akan mengalami kendala produktivitas yang rendah.
·
High Risk
Produk agribisnis memiliki kemungkinan
High risk / resiko tinggi. Produk agribisnis yang memilikin sifat memakan
tempat (voluminous) dan mudah rusak serta memiliki masa mencapai pembusukan
akan mempengarugi bagaimana manajemen agribisnis itu dilakukan. Kemampuan
bertahan produk agribisnis yang relative rendah atau tidak terlalu awet
menjadikan bisnis agribisnis ini memiliki resiko tinggi pada kerugian tidak
lakukanya produk yang sudah tidak layak atau memenihi standart kepuasan konsumen.
·
Fragile , Parishable.
Produk pertanian yang
dihasilkan dari organisme hidup menjadikan produk ini memiliki masa kelayakan
konsumsi,dan produk pertanian yang memiliki sifat mudah rusak (fragile) produk
seperti sayuran yang memerlukan pengemasan yang baik agar terjaga bentuk dan
kesegarannya. Produk yang mudah busuk ini merupakan sifat yang dimiliki dari
suatu produk hasil organisme hidup, semua produk pertanian baik dari buah,
sayuran, daging dan lainnya dapat cepat membusuk apabila tidak diberikan perlakuan
khusus dalam mempertahannkan kualitas.
·
Produktivitas Rendah
Kemampuan hasil dari
produk pertanian kita di Indonesia saat ini masih relative rendah dan belum
mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kita. Keterbatasan teknologi dan
skill yang rendah menjadikan kegiatan on farm masih hanya berkutat pada
kegiatan pertanian subsisten atau hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga
sendiri, hal ini menjadikan sulit berkembangnya pertanian dan masih rendahnya
pengetahuan penggunaan benih unggul dan pengelolaan secara terpadu membuat
produktivita masih relative rendah.
·
Produk Tidak Seragam.
Dalam produk agribisnis khususnya pada
pertanian arti sempit produk yang dihasilkan memiliki variatif ukuran, seperti
pada usahatani di luasan lahan tertentu yang mengkasilkan ukuran panen produk
yang berbeda-beda ( tidak seragam ). Ukuran maupun kualitas yang tidak seragam
ini akan sulit membuat persaingan agribisnis kita menembus pasar internasional,
karena pada pasar internasional produk agribisnis yang dikehendaki memiliki
ukuran yang relative seragam guna memudahkan packaging dan distribusi mengingan
sifat produk agribisnis yang voluminous atau memaka tampat.
·
Musiman
Pada kondisi ini produk
agribisnis sangat bergantung pada musim, karena kembali lagi pada aspek teknis
tergantung pada alam maka hal ini tidak dapat dihilangkan, factor lingkungan
dan alam baik dari suhu, cuaca sangat mempengaruhi daya pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman dalam memproduksi produk pertania. Seperti contoh
tanaman manga yang menunggu musim untuk bereproduksi dan dapat dilakukan panen.
·
Rantai Pemasaran Panjang
Dalam kegiatan agribisnis
yang dimulai dari subsistem hulu hingga hilir memiliki banyak sekali lembaga
yang berperan dalam kegiatan pemasaran produk. Setiap lembaga yang menyalurkan
produk agribisnis memiliki aturan main sendiri-sendiri, sehingga akan banyak
sekali efek yang ditimbulkan daripada panjangnya rantai distribiasi produk,
mulai dari kualitas, kuantitas sampai pada tingkat marjin pemasarna produk
agribisnis.
TELA’AH KARAKTERISTIK AGRIBISNIS
4/
5
Oleh
fuadi